LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Analisa Anion Dan Kation
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tgl. Praktikum :
Tgl. Penyerahan :
Dosen Pembimbing :
Nama Co. Ast : 1.
2.
3.
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2015
1. Latar Belakang
Kimia analisis adalah salah satu cabang dari ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Kimia analisis telah dimanfaatkan secara luas dalam berbagai macam disiplin ilmu seperti kedokteran, farmasi, arkeologi, forensik, pemantauan kualitas lingkungan dan lain sebagainya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, yaitu kimia analisis kuantitatif dan kimia analisis kualitatif. Suatu pengujian untuk menentukan seberapa banyak jumlah suatu unsur atau senyawa dalam cuplikan, maka disebut dengan analisis kuantitatif. Suatu analisis dibatasi untuk mengidentifikasi keberadaan satu atau lebih unsur atau senyawa kimia baik organik maupun anorganik disebut dengan analisis kualitatif.Reaksi pengendapan banyak diterapkan dalam analisis kuantitatif. Analisis tersebut, kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Kation yang larut terbentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan. Analisis kualititatif adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unsur kation atau anion dalam suatu larutan. Contoh kation yaitu ion
,
,
, sedangkan contoh anion yaitu
,
,
. Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation dan anion yang menyusun suatu senyawa. Percobaan kali ini kita akan meakukan identifikasi ion
, dan
serta membedakan larutan encer dan larutan pekat.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum acara Identifikasi Kation dan Anion ini bertujuan untuk :a. Mengetahui larutan untuk identifikasi ion Al3+ dan SO42-.
b. Mengetahui perbedaan dari larutan pekat dan larutan encer untuk identifikasi ion Al3+ dan SO42-.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Pembuatan Larutan dan Standarisasinya ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 November 2013 pukul 10.40 –12.20 WIB bertempat di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, yaitu kimia analisis kualitatif dan kimia analisis kuantitatif. (Huda, 2009). Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimi dan unsur-unsur serta ion - ionnya dalam larutan. Metode analisis kualitatif menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan (Nugrah,. 2009).
Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analisis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan keasaman. Kedua, analisis bahan berdasarkan metode
, yaitu analisis kation dan analisis anion (Tim Konsultan Kimia. 2004).Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi. Suatu skema analisis standar untuk mengidentifikasi 25 kation dan 13 anion yang berbeda telah disusun. Skema analisis tersebut terus dikembangkan sehingga sekarang orang dapat memilih skema yang sesuai dengan kondisi yang ada di laboratorium masing-masing. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memodifikasi dan mengembangkan sendiri skema tersebut. Tabel berikut ini menunjukkan kelompok kation dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kualitatif standar (Widiarto, 2011).
Tabel 9. Kelompok kation analisis kualitatif
Golongan
|
Kation
|
Pereaksi pengendap/kondisi
|
1
|
|
HCL 6 M
|
2
|
|
0,1 M pada pH 0,5
|
3
|
|
0,1 M pada pH 9
|
4
|
|
Tidak ada pereaksi pengendap golongan
|
Sumber : Widiarto (2011)
Sebelum pengendapan golongan III dilakukan, terlebih dahulu diperiksa adanya ion-ion pengganggu (fosfat, oksalat dan borat). Ion-ion tersebut ada maka harus dihilangkan dahulu. Kation golongan III (
,
,
,
,
,
,
) membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeS (hitam), Al
(putih), Cr(
(hijau) NiS (hitam), MnS (merah jambu) dan ZnS (putih) (Tim Konsultan Kimia. 2004).
Tabel 10. Hasil identifikasi kation – kation golongan III
Kation Golongan III
|
Hasil identifikasi
|
|
Dengan larutan basa membentuk endapan gelatin putih yang larut dalam pereaksi berlebih.
|
|
Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hijau Cr(OH)3 yang akan larut kembali dengan penambahan asam.
|
|
Dengan menambahkan beberapa butir kristal NH4SCN ke dalam larutan Co2+ dalam suasana netral atau sedikit asam akan terbentuk warna biru dari ion [Co(SCN)4]2-.
|
|
Dengan larutan K4Fe(CN)6 dalam keadaan tanpa udara terbentuk endapan putih K2Fe[Fe(CN) 6]. Pada keadaan biasa akan terbentuk endapan biru muda.
|
|
Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hijau Ni(OH)2 yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam NaOH berlebih.
|
|
Dengan larutan NaOH terbentuk endapan Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih dan akan berubah menjadi coklat bila teroksidasi.
|
|
Dengan larutan NaOH akan terbentuk endapan gelatin putih Zn(OH)2 yang larut dalam asam dan dalam pereaksi berlebih.
|
Sumber : Tim Konsultan Kimia. 2004
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau dioksidasi dengan asam sulfat pekat (Widiarto, 2011). Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Golongan sulfat:
,
,
,
,
,
,
2. Golongan halida :
,
,
,
3. Golongan nitrat :
,
,
Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anionmembentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer. Kedua yaitu anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat(Tim Konsultan Kimia. 2004).
Garam Ba
, Ba
,
(
, Ba
, Ba(BO2)2, Ba
,
,
tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi Ba
. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda),
(hitam) (Imam, 2008)
Beberapa contoh reaksi identifikasi anion, diantarnya :
1.
: Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih Ba
yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl pekat panas.2.
: Dengan larutan
yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungun
karena
tereduksi menjadi ion
.3.
: Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna.4.
: Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji.5.
: Denga larutan
terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion komplkes
6.
: Dengan larutan
membentuk warna merah darah.C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Gelas ukur
2. Bahan
a. Larutan Al2(SO4)3b. Aquadestc. Larutan NaOH
d. Larutan HNO3e. Larutan BaCl2f. Larutan HCl
g. Larutan H2SO4 pekat
h. NH3i. (NH4)2SO43. Cara kerja
a. Ion Al3+1) Menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH dalam larutan Al3+ sampai terbentuk endapan.
2) Menambahkan NaOH terlebihan, mengamati perubahan yang terjadi, lalu mengganti larutan NaOH dengan larutan NH3.
3) Kemudian melakukan percobaan seperti diatas,lalu membandingkan hasilnya.
b. Ion SO42- 1) Menyiapkan 4 tabung reaksi berisi larutan (NH4)2SO4 sebanyak 3 ml.
2) Menambahkan 3 ml larutan barium klorida ke dalam masing-masing tabung tersebut.
3) Menambahkan larutan HCl encer pada tabung 1.
4) Menambahkan larutan HNO3 encer pada tabung 2.5) Menambahkan larutan HCl pekat pada tabung 3.6) Menambahkan larutan HNO3 pekat pada tabung 4.7) Mengamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi.
D. Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan
1. Hasil PengamatanTabel 11. Data Identifikasi Ion Al3+
Tabung
|
Larutan
|
Endapan
|
Warna
|
Keterangan
|
1
|
NaOH
|
Gelatin
|
Bening
|
24 tetes
|
2
|
NaOH berlebihan
|
Gelatin
|
Bening
|
48 tetes
|
3
|
NH3
|
Tepung
|
Putih
|
11 tetes
|
4
|
NH3 berlebihan
|
Tepung
|
Putih
|
22 tetes
|
Sumber: laporan sementara praktikum kimia dasar 2013
Tabel 12. Data Identifikasi Ion SO42–
Tabung
|
Larutan
|
Endapan
|
Warna
|
Keterangan
|
1
|
HCl encer
|
Tepung
|
Sangat Putih
|
10 tetes
|
2
|
HNO3 encer
|
Gelatin
|
Sangat Bening
|
35 tetes
|
3
|
HCl pekat
|
Gelatin
|
Putih agak bening
|
15 tetes
|
4
|
HNO3 pekat
|
Tepung
|
Putih pudar
|
5 tetes
|
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Kimia Dasar 2013
2. Analisis Hasil Pengamatan
a) Reaksi dalam identifikasi Ion Al3+1) Penambahan NaOH
Al2(SO4) 3 + 6NaOH 2 Al(OH) 2 + 3Na2(SO4)
Al2(SO4) 3 + NH4OH 2 Al3+ + NH3 (SO4) 32) Penambahan NH3
Al3+ + NH3 + H2O Al(OH) 2 + NH4
b) Reaksi dalam identifikasi Ion SO42-
Al2(SO4) 3(aq) + BaCl2(aq) 2AlCl3(aq) + 3 BaSO4(s)
BaSO4(aq) + 2 HCl(aq) BaCl2(s) + H2SO4(aq)
BaSO4(aq) + 2 HNO3(aq) Ba(NO3)2(aq) + H2SO4(aq)
E. Pembahasan
Gambar 7. Larutan Al3+ dan (NH4)2SO4 sebelum ditetesi
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil bahwa padaidentifikasi anion dan kation digunakan Al2 (SO4)3.18H2O yang ditambah NaOH dan NH3 untuk ion Al3+, sedangkan untuk ion SO42- menggunakan larutan Al2 (SO4)3 + BaCl2 yang ditetesi larutan HCl dan HNO3. Praktikum acara ini untuk identifikasi ion Al3+, pada penambahan NaOH menghasilkan endapan gelatin, sedangkan penambahan NH3 (amoniak) menghasilkan endapan tepung. Pada identifikasi ion SO42- , penambahan HNO3 encer dan HCl pekat menghasilkan endapan gelatin sedangkan pada penambahan HCl encer dan HNO3 pekat menghasilkan endapan berupa tepung.
Mengidentifikasi ion Al3+ dengan penambahan NaOH menghasilkan gelatin sedangkan pada penambahan NH3 (amoniak) menghasilkan tepung yang warnanya sama-sama putih. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Kation golongan III (
,
,
,
,
,
,
) membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeS (hitam), Al
(putih), Cr(
(hijau) NiS (hitam), MnS (merah jambu) dan ZnS (putih). Endapan yang dihasilkan pada penambahan NH3 dan NaOH berlebih tidak sesuai dengan Tabel 10. bahwa
dengan larutan basa akan membentuk endapan gelatin putih yang larut dalam pereaksi berlebih. Hal ini dikarenakan sebelum penambahan NH3 maupun NaOH berlebih, larutan
tidak digojog atau kurang digojog sehingga pada tabung yang berisi larutan
masih terdapat endapan putihMengidentifikasi ion SO42-, dengan menambahkan larutan HCl encer dan pekat serta HNO3 encer dan pekat. Penambahan masing-masing larutan dihasilkan endapan yang berbeda-beda, pada penambahan HCl encer dan HNO3 pekat menghasilkan endapan berupa tepung sedangkan pada penambahan HCl pekat dan HNO3encer menghasilkan endapan berupa gelatin. Hal dikarenakan Ion
dengan larutan Barium Klorida (BaCl2) membentuk endapan putih Ba
yang tak larut dalam HCl encer, Asam Nitrat (HNO3) encer tetapi larut dalam HCl pekat panas.
Penambahan larutan dengan jumlah yang berbeda pada ion
akan menghasilkan endapan yang berbeda-beda pula. Penambahan NaOH danHNO3 akan dihasilkan endapan berupa tepung sedangkan pada penambahan NaOH berlebih dan HNO3 berlebih akan dihasilkan endapan berupa gelatin. Ion SO42-, penambahan HCl dan HNO3 encer maupun pekat akan menghasilkan endapan putih.
E. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum acara V
I Identifikasi Kation dan Anion
ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :a. Pada proses pengidentifikasian ion Al3+ penambahan NaOH dan NH3 mengakibatkan terjadinya endapan.
b. Penambahan NH3 menghasilkan endapan berupa tepung.
c. Penambahan NaOH menghasilkan endapan berupa gelatin
d. Untuk mengetahui larutan pekat dan larutan encer pada identifikasi ion Al3+ dan SO42- dapat dilakukan dengan identifikasi kation dan anion.
e. Pada penambahan HCl pekat endapannya lebih banyak (berupa gelatin) dari pada penambahan HCl encer. Sedangkan pada penambahan HNO3encer jumlah endapan lebih bayak dari pada HNO3 pekat.
f. Semakin banyak jumlah NaOH dan NH3 yang ditambahkan maka semakin banyak endapan tepung yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Huda. 2009. Kimia Analisis 1. D III Analisi Kimia. FMIPA. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Imam. 2008. Reaksi Anion dan Kation. http://imamsamodra.files.wordpress.com /2008/02/reaksi-terhadap-kation.pdf (Diakses pada tanggal 18 November 2013 Pukul 09:55 WIB ).
Nugraha. linus. 2009. Identifikasi Anion. Akademi Farmasi Theresiana. Semarang.
Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. 2004. Analisis Anion Kation. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Widiarto, Sonny. 2011. Analisi Anion dan Kation. http://staff.unila.ac.id/ sonnywidiarto/files/2011/09/bab-5-analisis-kation-anion.pdf (Diakses tanggal 19 November 2013 Pukul 11:34 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar